Baru saja saya mendengar berita bahwa mantan Presiden Indonesia, Gusdur baru saja wafat hari ini, pukul 18.45 WIB di RSCM Jakarta. Tentu berita ini sangat mengagetkan saya secara pribadi karena saya tak pernah menduga Allah memanggil beliau secepat itu. Inna Lillallaahi Wa inna Ilaihi Rojiun.
Saya dan keluarga turut berduka cita sedalam-dalamnya dan memohon kepada Allah SWT agar memgampuni dosa-dosa beliau dan menerima amal-amal beliau yang telah banyak manfaatnya untuk bangsa ini. Mengharumkan nama bangsa dan tak pernah kenal lelah agar bangsa ini menjadi cerdas.
Gusdur memang tokoh yang kontroversi. Bila Gusdur sudah bicara, akan terjadi pro dan kontra. Terkadang sulit bagi kita apa yang ada dalam alam pikirannya karena beliau adalah orang yang cerdas dan dimiliki oleh bangsa ini. Tokoh yang disegani bukan hanya dari teman-teman Nahdatul Ulama (NU), saja tetapi juga oleh semua kalangan. Baik Muslim maupun non muslim.
Terus terang saya kehilangan Gusdur. Kehilangan yang begitu mendalam, dan sayapun menangis sesunggukan mendengar kepergiannya. Merasa amat sangat kehilangan, karena jarang sekali kita temui seorang tokoh bangsa seperti beliau. Berani berkata tidak, pada saat orang lain berkata ya,
Gusdur memang unik. keunikannya terlihat dari karakternya yang berbeda dari tokoh kebanyakan. Gusdur kadang dipuji, tetapi juga sering dicaci karena statementnya yang terkadang membuat kuping orang yang mendengarnya serasa panas.
Gusdur adalah juga orang yang pantang mengeluh. Ini terlihat ketika orang-orang yang dulu dekat dengannya, satu persatu meninggalkannya. Dia tetap konsisten dengan perjuangannya. Selalu komitmen dengan janjinya, dan terkadang sulit dicerna oleh orang kebanyakan.
Salah satu keputusan beliau yang kontrovesial adalah ketika beliau menjabat sebagai presiden, ada dua departemen yang dibubarkan beliau yaitu departemen penerangan dan departemen sosial. Namun, ada departeman yang beliau buka yaitu departemen kelautan dan perikanan yang sampai saat ini masih terus dipertahankan oleh presiden SBY.
Akhirnya saya kehilangan Gusdur. Tokoh bangsa yang memiliki karakter unik. idola saya ketika mahasiswa. Beliau sanggup membuat ribuan mahasiswa dan dosen pada saat itu tertawa terbahak-bahak mendengarkan guyonan beliau. Tak terkecuali rektor IKIP Jakarta waktu itu, Prof. DR. Conny R. Semiawan. Waktu itu tahun 1990, beliau belum menjadi presiden, tetapi nama beliau sudah terkenal kemana-mana. Diam-diam saya kagum padanya pada saat itu. Itulah pertama kali saya bertemu dengan beliau. Bercium tangan dengan beliau. Orang yang selalu berpikir ke depan, dan pikirannya sulit untuk diterka oleh orang-orang seperti saya. Tak salah bila bangsa ini pernah memilihnya menjadi presiden Indonesia.
Indonesia memerlukan orang-orang seperti Gusdur, yang berani berbuat, berani bertanggungjawab.
Selamat jalan Gusdur, saya kehilangan figur bangsa seperti engkau. Meskipun engkau telah tiada saya tak akan pernah lupa apa yang pernah engkau sampaikan pada kami di IKIP Jakarta. Jadilah guru harapan bangsa, bukan menjadi guru yang hanya untuk dirinya sendiri. Menjadi panutan agar bangsa ini pintar dan mau berbagi pengetahuan dengan penuh keikhlasan kepada generasi penerus bangsa.
Selamat jalan pahlawanku. Kelak, aku akan menyusulmu.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar